Safira Maynar
Apakah
ada yang tidak pernah merasa menyesal selama hidup? Tentu tidak, setiap orang
pernah merasakan yang namanya menyesal. Perasaan ini kerap di pandang negatif,
tetapi tak jarang ada orang yang mampu mengambil sisi positif dari perasaan
ini. Di masa ini dengan maraknya isu mental health penyesalan lebih
sering menjadi masalah utama bagi seseorang dan mempengaruhi emosi secara
kompleks.
Penyesalan
dalam Psikologi Menurut Neal J Roese (2005), penyesalan adalah emosi negatif
yang muncul karena ada proses penarikan kesimpulan atas informasi-informasi
yang kontrafaktual. Pada umumnya penyesalan muncul saat apa yang terjadi tidak
sama dengan apa yang diharapkan. Hanya saja jika berhenti di definisi ini maka
yang terjadi hanya kekecewaan, bukan penyesalan. Penyesalan secara spesifik
berasal dari perbandingan antara hasil faktual (kenyataan) dan hasil yang
mungkin terjadi jika seseorang memilih tindakan lain. Saat menyesal, orang
merasa emosinya buruk karena tahu bahwa di masa lalu sebenarnya ia punya
pilihan-pilihan yang bisa membuat hasil akhir yang berbeda.
Feeney berkata,
penyesalan adalah emosi yang kompleks karena melibatkan pemikiran
kontra-faktual. Perasaan itu membutuhkan kemampuan membayangkan situasi lain
untuk peristiwa yang telah terjadi. Penyesalan juga membutuhkan kemampuan
membandingkan dan membedakan hasil yang berbeda untuk menentukan hal mana yang
sebenarnya Anda inginkan. Karena kerumitan ini, anak kecil sering kali tidak
dapat merasakan penyesalan sehingga emosinya cenderung muncul sekitar usia enam
atau tujuh tahun.
Dua definisi di atas,
menunjukkan bahwa penyesalan erat kaitannya dengan perasaan yang didorong oleh
kondisi faktual yang berbeda dengan hasil sehingga individu akan menarik
kesimpulan-kesimpulan terkait alas an atau sebab sehingga apa yang menjadi
penyesalan terjadi kepada dirinya. Hari ini adalah hari terakhir tahun 2023,
sejak Desember ini konten kreator beramai-ramai mulai membahas napak tilas
tahun 2023, resolusi tahun 2024 hingga trend-trend yang mungkin akan terjadi di
tahun 2024. Baik sisi self improvement, ekonomi, politik, militer, life
style, dan beragam tema lainnya sesuai dengan target masing-masing.
Dari semua hal tersebut
ada yang akan merenung dan kemudia timbul pertanyaan dala dirinya, apa yang
telah kulakukan selama 2023? Kenapa hidupku terasa hambar? Kenapa Ia bisa
seperti itu? Kenapa tidak ada pencapaian yang bisa kubanggakan? Sekian
pertanyaan yang kemungkinan mincul membuat kita sadar ternyata sudah berlalu
satu tahun yang terasa singkat dan kita masih berada pada titik yang sama.
Penyesalan kian menggorogoti Sebagian orang, sebagian yang lain akan acuh. Bagi
yang merasakan sesal atas banyaknya hal yang sudah dilalui dan merasa tidak ada
hasil sama sekali atau menyadari memang dalam kurun waktu tersebut banyak
menunda, rebahan, overthingking, berjalan seperti air mengalir, terlalu
banyak berpikir dibandung aksi, takut, dan berbagai hal yang membuat kita
berada pada titik ini.
Alhsmdulillah,
jika memang kita mampu menarik garis sebab-sebab kenapa selama 2023 hal
tersebut terjadi, selanjutnya apakah yang perlu kita lakukan. Hanya sampai pada
tahap tersebut, berlarut-larut dalam penyesalan, ataukah berusaha untuk
memperbaiki hidup kita kedepannya. Ketahuilah bagi seorang muslim hal yang
dilakukan tentu menyesal disertai dengan muhasabah dan lebih mengevaluasi
kepada hal yang menuntunnya taat kepada Allah. Karena itu yang membedakan
seorang mukmin dengan yang lainnya. “
Al-Iz bin Abdussalam rahiamhullah
mengatakan,
الْحُزْنُ
عَلَى فَوَاتِ الطَّاعَةِ مِنْ ثمَرَةِ حُبِّهَا وَالاِهْتِمَامِ بِهَا؛ لأَنَّ الْمَرْءَ
لاَ يَحْزَنُ إِلاَّ عَلَى مَا عَزَّ عَلَيْهِ
“Rasa
sedih karena kehilangan kesempatan untuk taat merupakan buah dari cintanya dan
perhatiannya pada ketaatan. Karena seseorang itu tidak akan sedih kecuali pada
sesuatu yang dia anggap berharga.”
Seorang
salaf mengatakan,
حُزْنُ
الْمُسْلِمِ عَلَى فَوَاتِ الطَّاعَةِ دَلِيلٌ عَلَى حَيَاةِ قَلْبِهِ
“Sedihnya
seorang muslim karena kehilangan kesempatan untuk melakukan ketaatan adalah
tanda hidupnya hatinya.”
Apakah renungan kita untuk hidup
selama tahun 2023 besar kaitannya dengan ketaatan kepada Allah? Atau
semata-mata pencapaian yang sama dengan yang lain inginkan khususnya dunia dan
apakah ini salah? Tentu tidak salah jika kita memikirkan demikian. Namun
perhatikan perkataan Salaf di atas, memikirkan akhirat adalah tanda hidupnya
hati karena ia yakin kehidupan yang kelak adalah akhirat dan dunia akan
mengikut padanya terlebih pencapaian yang diharapkan sebagai bentuk beribadah
kepada Allah.
Berbemahlah, selagi Allah memberikan
kita kesempatan dan di hari kiamat menjadi orang-oramg yang menyesal dengan
penyesalan yang kekal seperti orang kafir Mereka mengatakan:
رَبَّنَا
أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
“Wahai
Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia.
Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin.”
Maksud
perkataan ini, sebagaimana dijelaskan Imam Ibnu Katsîr t , “Wahai Rabb kami,
kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia untuk
melakukan amal shaleh, sesungguhnya kami sekarang telah yakin bahwa janji-Mu
adalah benar dan perjumpaan dengan-Mu adalah benar.”
Imam
Qatâdah rahimahullah mengatakan, “Demi Allâh, mereka tidak berharap
dikembalikan ke dunia untuk menjumpai keluarga dan kaum kerabat, akan tetapi
mereka berharap dikembalikan ke dunia untuk melaksanakan ketaatan kepada Allâh
Azza wa Jalla . Lihatlah harapan dan keinginan orang-orang yang tidak
melaksanakan ketaatan kepada Allâh Azza wa Jalla ketika di dunia ! Karena itu,
berbuatlah ketaatan kepada Allâh Azza wa Jalla (sewaktu masih hidup di
dunia).”
Jangan sampai menyesal, jadikanlah
sebuah penyesalan sebagai emosi yang positif seperti dijelaskan para psikolog yang menunjukkan bahwa penyesalan bisa
menjadi emosi yang sangat berguna. "Ini akan menjadi ide yang sangat, sangat buruk bahwa
Anda harus menghilangkan penyesalan dalam hidup," kata Aidan Feeney,
seorang profesor psikologi di Queen's University Belfast.
"Ini adalah salah satu mekanisme untuk mempelajari
cara meningkatkan pengambilan keputusan Anda. Ini merupakan sinyal bahwa
mungkin Anda perlu memikirkan kembali strategi Anda," ujarnya.
Menyesal
kemudian memperbaiki Insyaa Allah akan mengurangi penyesalan itu sendiri,
jadikan ia dorongan untuk melakukan aksi, meski harus kita siapkan kesabaran
dan kelapangan hati bahwa proses itu panjang dan hasil itu jangka panjang.
Semoga di tahun 2024 meski tidak 100% list yang telah kamu buat baik untuk
akhirat maupun dunia bisa terpenuhi hanya 10-20% yakin karena kesabran dan
kelapanganmu akan membawa pada titik 100% di waktu yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Christianto, Laurentius
Purbo. (2023, 25 Juli). Psikologi Penyesalan. Diakses pada 31
Desember 2023, dari https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/25/162415520/psikologi-penyesalan.
Hadi,
Nur Fitri. (2022, 14 Februari). Menyesali Hilangnya Kesempatan Melakukan
Kebaikan. Diakses pada 1 Januari 2024, dari https://khotbahjumat.com/5969-menyesali-hilangnya-kesempatan-melakukan-ketaatan.html.
Herdyanto, Abraham.
(2022, 8 November). Momen Intopeksi Ini 7 Penjelasan tentang Penyesalan Secara
Ilmiah. Diakses pada 31
Desember 2023, dari https://www.idntimes.com/science/discovery/abraham-herdyanto/penjelasan-rasa-menyesal-secara-ilmiah?page=all
Kurdian,
Nur Kholis. Penyesakan yang Tiada Berguna. Diakses pada 1 Januari 2024, dari https://almanhaj.or.id/3540-penyesalan-yang-tiada-berguna.html.
Robson, David. (2022, 27 Maret). Bisakah Kita Hidup Berdampingan dengan Penyesalan?. Diakses pada 31 Desember 2023, dari https://www.bbc.com/indonesia/vert-cap-60812320 30/12/2023
Komentar
Posting Komentar