Ini Tugas kimia Terakhir Kami.Semoga Bermanfaat!!!!
LAPORAN KIMIA
“PROSES MEMBUAT SABUN”
OLEH:
Kelompok III
KELAS : XII IPA_1
v A. Alda Widayanti
v A. Patma Ulandari
v A. Sugianka
v Aldi Adriandi
v Astia Mayang Sari
v Elma Dwi Handayani
v Hesti
v Irawati
v Irsandi
v Muhammad Ade Zaini Akbar Nasution
v Safira Maynar
v Syarif Alkadri Dasi
SMA NEGERI 1 LAPPARIAJA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Kata Pengantar
Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu..
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.
karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya lah. Kami dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “Proses Membuat Sabun” dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran
Kimia.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini
terdapat kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Maka dari itu kami
membutuhkan saran dan kritik dari para pembaca yang sifatnya membangun.
Untuk itu kami ucapkan terima kasih atas
perhatianya.
Lappariaja, 11
Maret 2016
Penulis
Daftar Isi
Kata
Pengantar.................................................................................................................
2
Daftar
Isi...........................................................................................................................3
A. JUDUL.................................................................................................................4
B. TUJUAN..............................................................................................................4
C. LANDASAN TEORI..........................................................................................4
D. ALAT dan BAHAN.............................................................................................7
E. CARA KERJA.....................................................................................................7
F. KESIMPULAN dan SARAN..............................................................................8
Daftar
Pustaka ..................................................................................................................8
Lampiran...........................................................................................................................9
A.
JUDUL
Proses
Pembuatan Sabun
B.
TUJUAN
Untuk
Mengetahui Proses Pembuatan Sabun
C.
LANDASAN TEORI
1. Sabun
Sejarah sabun pertama
sekali diketahui sejak abad ke 12 dan mulai dikembangkan pada abad ke 17 oleh
orang-orang Inggris menggunakan soda abu, pada awalnya orang mengenal bahan
pembersih alami yang ada di sekitar tempat tinggal seperti air, lumpur, abu,
batu apung, dan lain-lain dengan kemampuan yang tidak maksimal untuk
membersihkan kotoran karena hanya bisa menghilangkan kotoran di luar. Di kalangan
masyarakat Indonesia sendiri nenek moyang kita sudah menggunakan sabun alami
untuk membersihkan badan dan pakaian menggunakan produk nabati, dari cairan
buah klerak, dan sudah dipraktekkan bisa membersihkan kotoran untuk mandi (
Herbamart, 2011).
Sabun merupakan senyawa
kimia yangdihasikan dari reaksi lemak atau minyak dengan alkali. Sabun juga
merupakan garam-garam monovalen dari asam karboksilat dengan rumus umunya
RCOOM, R adalah rantai lurus (alifatis) panjang dengan jumlah atom C
bervariasi, yaitu antara C12 – C18 dan M adalah kation dari kelompok alkali
atau ion amonium (Diah Pramushinta , 2011) Sabun adalah surfaktan yang
digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan, Sabun biasanya berbentuk
padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya.
Penggunaan sabun cair juga sudah meluas, terutama pada sarana-sarana publik.
Jika diterapkan pada suatu permukaan air, sabun secara efektif mengikat
partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, detergen
sintetik telah menggantikansabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.
Banyak sabun merupakan
campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang apat diturunkan dari
minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (“seperti antrium atau kalium
hidroksida) pada suhu 800-100 oC melalui suatu proses yang dikenal dengan
saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan
sabun mentah. Secara tradisional , alkalo yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan
dari pembakaran tumbuhan , atau dari arang kayu. Sabun dapat pula dibuat dari
minyak tumbuhan seperti minyak zaitun (Ralph J Fessenden, 1992)
2. Saponifikasi
Saponifikasi adalah
reaksi hidrolisis antara basa-basa alkali dengan asam lemak yang akan dihasilkan
gliserol dan garam yang disebut sebgai sabun. Asam lemak yang digunakan yaiut
asam lemak tak jenuh, karena memiliki paling sedikit satu ikatan ganda antara
atom-atom carbon penyusunnya dan bersifat kurang stabil sehingga mudah bereaksi
dengan unsur lain. Basa alkali yang digunaka yaitu basa-basa yang menghasilkan
garam basa lemah seperti NaOH, KOH, NH4OH, K2CO3
dan lainnya.
3. Minyak Atau lemak
Minyak atau lemak
merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa ester gliserol. Pada
proses pembuatan sabun , jenis minyak atau lemak yang digunakan adalah minyak
nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan lemak adalah wujud
keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan berwujud cair pada temperatur ruang
(±28 0 C) , sedangkan minyak akan berwujud padat (Vii afida, 2011) Jumlah
minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun harus dibatasi karena
berbagai alasan seperti kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun tidak
mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah karut ) dan lain-lain.
Jenis –jenis minyak
atau lemak yang dapat diguanakan untuk pembuatan sabun antara lain :
a. Tallow
(lemak sapi)
Tallow adalah lemak sapi atau domba yang
dihasilkan oleh industri pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas dari
tallow ditentukan dari warna, titer (temperatur solidifikasi dari asam lemak),
kandungan FFA, bilangan saponifikasi, dan bilangan iodin. Tallow dengan kualitas
baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas
rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat adalah asam
lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar
antara 0,75-7,0 %. Titer pada tallow umumnya di atas 40°C. Tallow dengan titer
di bawah 40°C dikenal dengan nama grease.
b. Palm
Oil (minyak kelapa sawit)
Minyak kelapa sawit umumnya digunakan sebagai
pengganti tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah
kelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya
kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku
pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak
kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan
digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus
dicampur dengan bahan lainnya.
c. Coconut
Oil (minyak kelapa)
Minyak kelapa merupakan minyak nabati
yang sering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna
kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra).
Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam
laurat, sehingga minyak kelapa tahan
terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki
kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.
d. Castor
Oil (minyak jarak)
Minyak ini berasal dari biji pohon jarak
dan digunakan untuk membuat sabun transparan.
e. Olive oil (minyak zaitun)
Minyak zaitun berasal dari ekstraksi
buah zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan.
Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut
bagi kulit.
4.
Alkali
Jenis alkali yang umum
digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3,
NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda
kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan
dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena
sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu
soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak,
tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak). Ethanolamines
merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa tersebut dapat digunakan untuk
membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut dalam
air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air. Sabun yang terbuat dari
ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkan sifat mudah berbusa tetapi sabun
tersebut lebih umum digunakan sebagai sabun industri dan deterjen, bukan
sebagai sabun rumah tangga. Pencampuran alkali yang berbeda sering dilakukan
oleh industri sabun dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.
5.
Bahan Pendukung
Bahan baku pendukung
digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pegendapan
sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap dipasarkan.
Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.
6.
Pembahasan
Reaksi saponifikasi
adalah suatu reaksi yang melibatkan lemak atau inyak dengan suatu alkali yang
akan menghasilkan sabun dan gliserol. Pada percobaan ini minyak yang digunakan adalah
minyak goreng yang beredar di pasaran. Pertama sekali ditimbang 20 gram pellet
NaOH dan ditambahkan etanol 96% sebanyak 75ml yang berfungsi untuk melarutkan NaOH. Kemudian ditambahkan
minyak goreng 80 gram dan direfluks pada suhu 78 oC selama 30 menit untuk menyempurnakan
reaksi antara minyak dan alkali. Selanjutnya didestilasi sehingga diperoleh endapannya
saja. Endapan / residu ini kemudian aqua panas sebnayak 100ml sehingga mencair.
Larutan ini kemudian ditambahkan larutan NaCl jenuh yang merupakan komponen
kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada produk akhir sangat
kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras
strukutr sabun. NaCl umumnya digunakan dalam bentuk larutan . NaCl digunakan untuk
memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin
tidak mengalami pengendapan dalam brine (larutan ) karena kelarutannya yang
tinggi , sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium
dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas. Larutan yang telah
ditambahkan NaCl akan terpisah antara lapisan sabun dengan lapisan gliserol.
Diambil lapisan sabun dengan cara penyaringan, dan ditampung gliserolnya. Lapisan
sabun diambil dan diuapkan sebentar kemudian ditambahkan parfum. Sabun siap
dicetak. Setelah kering ditimbang dan diperoleh sabun berwarna cream dengan
berat 31,92 gram.
D. ALAT
dan BAHAN
-
Bahan:
·
117,5 g Minyak Zaitun
·
75 g
Minyak Kelapa
·
50 g
Minyak Sawit
·
37 g
NaOH ( Natrium hidroksida)
·
105 g
Air
-
Alat:
·
Wadah
dari plastik
·
Sendok
stainless steel
·
Cetakan
·
Pengocok
·
Gelas
kimia
E. CARA
KERJA
1.
Timbang air dan NaOH , sesuai
dengan Resep. Larutkan NaOH ke dalam air sejuk / dingin (Jangan menggunakan wadah
aluminium. Gunakan stainless steel, gelas pyrex atau plastik-poliproplen).
Jangan menuangkan air ke NaOH. Tuangkan NaOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk higga
larut. Pertama-tama larutan akan panas dan berwarna keputihan. Setelah larut
semuanya, simpan di tempat aman untuk didinginkan sampai suhu ruangan. Akan didapatkan
larutan yang jernih.
2.
Timbang minyak (Minyak
Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun) sesuai dengan Resep.
3.
Tuangkan minyak yang sudah
ditimbang ke dalam wadah plastik.
4.
Hati-hati dalam menuangkan
larutan NaOH ke dalam minyak. Hindari
jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda. Lalu kocok bahan dengan
kecepatan sedang. Hentikan pengocokan
dan periksa sabun untuk melihat tahap “trace”. “Trace” adalah kondisi dimana
sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya
adalah ketika campuran sabun mulai mengental. Apabila disentuh dengan sendok,
maka beberapa detik bekas sendok tadi masih membekas, itulah mengapa dinamakan
“trace”.
5.
Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Simpan
sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari
cetakan, potong sesuai selera. Simpan sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum
dipakai.
F. KESIMPULAN
dan SARAN
-
Kesimpulan
Sabun merupakan senyawa
kimia yang dihasikan dari reaksi lemak atau minyak dengan alkali. Sabun juga
merupakan garam-garam monovalen dari asam karboksilat dengan rumus umunya
RCOOM, R adalah rantai lurus (alifatis) panjang dengan jumlah atom C
bervariasi, yaitu antara C12 – C18 dan M adalah kation dari kelompok alkali
atau ion amonium.
-
Saran
1. Konsentrasi bahan harus tepat.
2. Pembuatan NaOH dilakukan
dengan perhitungan yang tepat sehingga jumlah
pemakaian dapat diketahui.
3. Saat pendinginan setelah
proses pemanasan tidak boleh langsung didinginkan pada suhu yang sangat dingin,
harus di suhu kamarkan terlebih dahulu.
Daftra Pustaka
Nurul.
2016. Laporan Praktikum Saponifikasi.
nurul1991626.blogspot.com/2014/12/laporan-praktikum-saponifikasi.html?m=1.
Diakses tanggal 9 Maret 2016.
Pramushinta,
Diah. 2012. Pembuatan Sabun.
http://PembuatanSabun_inuyashaku’s Blog.html. Diakses tanggal 9 Maret 2016.
Siregar,
Rifai. 2016. Laporan Praktikum Kimia Organik. rifaisiregar.blogspot.com/2015/04/laporan-praktikum-kimia-organik_41.html?m=1.
Diakses tanggal 9 Maret 2016.
_________.
2016. Cara Membuat Sabun Mandi. kerajinanhomeindustry.blogspot.co.id/2013/03/cara-membuat-sabun-mandi.html?m=1.
Diakses tanggal 9 Maret 2016.
Lampiran
Pengocokan
Pengukuran Minyak Zaitun
Komentar
Posting Komentar