Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Jejak-Jejak Semangat Berdakwah

Akhir-akhir ini terngiang nasehat dari ustad murabbi kami pas SMA. Kala itu senin sore sehabis sekolah, di sebuah mushalla yang diisi siswa (i) yang mau tarbiyah (masih gabung dulu).Beliau berkata "Adek-adek kalian ini adalah penerus generasi yang akan menghadapi akhir zaman baik itu kalian sendiri atau generasi kalian (anak), makanya hari ini kalian harus belajar dan berazzam. Yang akan kalian hadapi tidak akan mudah, kalian harus mendidik generasi menghadapi kerasnya akhir zaman ibarat memegang bara api" Dari Anas bin Malik  radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ “ Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api .” (HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini  hasan ). Dan pada waktu itu terbesit dalam pikiran perkalian hitungan usia :( pokoknya

Perenungan 2

Beberapa waktu ini, Allah kasih beberapa hal untuk saya renungi sekaligus jadi tamparan. Melalui interaksi sosial media yanh memperkenalkan dengan orang-orang baru yang bahkan tidak terduga sebelumnya baik yang lebih muda maupun jauh lebih diatas saya. Bahwasanya terkadang kita menganggap salah/tidak bijak apa yanh dilakukan orang lain hingga timbul prasangka prasangka yang buruk yang memicu sifat tak baik muncul tanpa sadar, contohnya sombong.  Karena kita merasa orang tidak adil terhadap kita atau orang lain, hingga muncul spekulasi negatif dalam diri kita tanpa sadar kita juga memicu diri kita bahwasany kita mengaggap diri kita lebih vaik dari orang lain itu karna mampu berpikir bahwa itu tindakan tidak adil dan lain sebagaianya, sangat halus celahnya yah meski memang itu benar.  Makanya memilih diam dan merenung menjadi salah satu pilihan, apatah lagi jika lisan atau diri tak sampai padanya untk memberi nasehat alih alih memberi komentar, meski terkadang memberi sudut p

Perenungan

[Perenungan] Sebuah dialog antara si kakak (K)  dan si Adik (A)  K: saya umur 25 pa'deh, belum siapka kurasa A: Berapami umurmu sekarang?  K: 21 tahun (dengan mimik santai)  A: Sok mudamu deh, na 2021 mi ini, kalau umur panjang beberapa bulan 23 tahun K: (berpikir sejenak), iya dih. Ternyata tidak lamami itu 25 tahun (kalau panjang umur Insyaa Allah)  A: makanya pelajarimi, tidak ada itu jaminan waktu. Ka tidak sedikit ini mau di pelajari K: Iya di', tapi bagaimanami kalau kematian duluan?  A: itu beda lagi. Intinya pelajarimi lagi.  K: sebenarnya ku pelajarimi, tapi tidak kelihatan 'tim diam diam belajar'(ini ungkapan dalam hati)  Kesimpulan: 1. Nasehat menasehati tidak memandang usia, terkadang yang tua ini perlu diingatkan. Pun sebaliknya yang muda jangan merasa itu sebuah tekanan (saya tahu jiwa mudah punya keinginan untuk mengambil jalan tanpa intervensi yang lain), tapi coba di renungi Insyaa Allah maksudnya baik 2. Antara ilmu dan kematian adalah perj

Kami Pamit

Pict: Pexel [Kami Pamit] Rasanya baru kemarin, menjadi yang baru lahir Entah waktu berlalu cepat, atau terlalu menikmati.  Sekarang semakin jauh, hampir tiba masanya, sedih, sesal, dan rasa tidak rela mengisi relung.  "semakin tua", itu faktanya, dan ku harus pamit. Bukan meninggalkan, tapi sudah waktunya generasi-generasi baru yang berpijak.  Sekarang menjadi, bayangan yang memberi asa, tak bisa menjadi pekat. Karena tempat sudah bergeser.  Untukmu, yang kelak memegang apa yang telah terlalui bagiku. Lakukanlah yang terbaik, jangan ada "meminta kesempatan" karena rasanya terlalu mahal dan tak lagi sama.  Dari kami, yang pamit. Sampai berjumpa di medan lain kelak (jika berjodoh)  Hujan, turut mengiringi hening malam.  Maros, 23 Januari 2021