Laksana angin yang berembus Merasuk ke dalam jiwa jiwa yang kosong Menjadi desau yang melegakan.. Begitulah cahaya Islam Merasuk kepada jiwa jiwa para perindu RabNya Rindu akan perjumpaan dengan RabNya Duhai jiwa yang lemah, Tak rindu ka engkau pada RabMu? Tak inginkan perjumpaan denganNya? Jika ya, mengapa jiwamu berada pada kekosongan? Kelam tak berujung, tersesat dalam lingkaran tak berujung, dimanakah muaranya? Kepada RabMu kah? Atau kepada dunia yang begitu fana... Sungguh sakit! Ketika rindu itu terpatri, tapi tak ada usaha, tak ada doa yang menyambut.. Hanya kelam yang merasuk, terbuai oleh waktu dan kenyamanan, melemah - lemahkan jiwa, berputus asa.. Betapa penuh nestapa dirimu, merindu tapi hanya omong kosong! Sakitlah sesakit-sakitnya, menyesallah kelak ketika nyawa di kerongkong... Menyesal tiada ujung, merintih dengan kepiluan.. Oh Sungguh, kembalilah wahai perindu, kembali pada RabMu, bertakwalah, berusahalah menjadi hamba yang taat, berjuanglah untuk perjumpaan yang inda
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda yang artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).